Selasa, 22 Maret 2011

Ratusan Tentara Yaman Pilih Membelot

Mereka juga berjanji akan melindungi para demonstran dari gempuran aparat.

Vivanews - Sejumlah pejabat tinggi militer dan beberapa komandan senior Yaman membelot dari pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh. Langkah mereka diikuti oleh ratusan tentara lainnya yang memihak kepada para demonstran.
Seperti dilansir dari laman The Guardian, langkah yang diambil pada Senin, 21 Maret 2011 ini diawali oleh membelotnya Mayor Jenderal Ali Mohsen al-Ahmar, orang kepercayaan Saleh yang juga merupakan komandan Batalion Lapis Baja Pertama Yaman.
Ahmar mengatakan bahwa dia akan mendukung revolusi damai menuntut Presiden Saleh turun dari posisinya. Ahmar juga mengatakan bahwa ratusan tentara dibawah kepemimpinannya juga memilih untuk mengikuti jejaknya.
"Berdasarkan apa yang saya rasakan, dan berdasarkan perasaan para tentara dan komandan saya, saya mengumumkan dukungan dan perlindungan dengan damai kepada revolusi para pemuda," ujar Ahmar.
Ratusan tentara di batalion Ahmar yang memutuskan mengikuti jejak pemimpin mereka memasuki Universitas Sana'a, tempat berkumpulnya para demonstran. Mereka disambut dengan ciuman dan pelukan dari para penentang Saleh.
Beberapa dari demonstran memegang poster Ahmar sambil meneriakkan namanya. Ratusan tentara ini akan memastikan para demonstran aman dari gempuran para aparat.
Selain Ahmar, dilaporkan terdapat 18 pejabat militer senior Yaman yang juga turut membelot. Salah satunya adalah Abdallah al-Qahdi, seorang pejabat tinggi militer dari Aden yang dipecat karena menolak untuk menuruti perintah menggempur para demonstran.
"Tentara beserta kalian," ujar Qahdi.
Menanggapi pembelotan ini, Menteri Pertahanan Yaman, Mohammed Nasser Ahmed, pada Selasa, 11 Maret 2011, mengatakan angkatan bersenjata Yaman akan melindungi pemerintahan Saleh dan menggagalkan setiap usaha menggulingkan pemerintahan yang tidak sesuai dengan nilai demokrasi.
"Angkatan bersenjata akan tetap setia terhadap sumpah yang mereka ucapkan dihadapan Tuhan, negara dan pemimpin politik, Presiden Ali Abdullah Saleh," ujar Ahmed.
"Kami tidak akan membiarkan adanya usaha menggulingkan pemerintah yang bertentangan dengan demokrasi dan legitimasi konstitusional, atau yang mengancam keamanan negara dan rakyat,"lanjut Ahmed.

Demonstrasi menentang pemerintahan Saleh digelar sejak akhir Januari lalu. Saleh yang telah menduduki posisinya selama lebih dari 30 tahun dinilai korup dan bersekutu dengan AS. Bentrokan antara petugas keamanan dan demonstran di Yaman menewaskan lebih dari 40 orang.
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar