VIVAnews - Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, menuding Amerika Serikat (AS) dan Israel berada di balik pergolakan di negaranya. AS dan Israel juga dikatakan memiliki rencana besar untuk membuat kacau pemerintahan di negara-negara jazirah Arab.Barack Obama sudah terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri di Timur Tengah
“Ada ruang operasi di Tel Aviv yang bertujuan untuk membuat dunia Arab tidak stabil. Ruangan itu dikendalikan Gedung Putih,” ujar Saleh ketika berbicara di Universitas Sanaa, Selasa, 1 Maret 2011, dilansir dari stasiun berita Al Jazeera.
Saleh juga mengatakan bahwa Presiden Barack Obama sudah terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri di Timur Tengah. “Obama, kau adalah Presiden Amerika Serikat, bukan presiden dunia Arab,” ujar Saleh.
Saleh juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk tidak lagi mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Arab.
Komentar Saleh ini langsung ditanggapi oleh pihak Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Juru bicara Kemlu AS, PJ Crowley, membantah keterlibatan pemerintahnya dalam pergolakan di Yaman. “Demonstrasi di Yaman adalah bukan produk konspirasi dari luar. Presiden tahu betul hal itu. Rakyatnya layak mendapatkan jawaban yang lebih baik,” ujar Crowley.
Selang satu jam setelah pidato Saleh, puluhan ribu orang kembali melakukan unjuk rasa di Sanaa. Dalam rombongan demonstran, terdapat beberapa tokoh oposisi yang diantaranya dituduh AS memiliki hubungan dengan Amerika Serikat.
Mereka kompak meneriakkan satu kata, “Pergi”, kepada Saleh yang hingga saat ini tidak memenuhi tuntutan demonstran untuk mundur. Para demonstran juga mengatakan akan berdemo dengan damai, mereka sepakat tujuan tidak akan tercapai dengan adanya anarki dan pembunuhan.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar