Sabtu, 02 April 2011

---Penduduk India 1,21 Miliar Jiwa

Metrotvnews.com, New Delhi: Penduduk India mencapai 1,21miliar jiwa pada awal 2011. Jumlah tersebut bertambah 181 juta jiwa dalam sepuluh tahun terakhir.

Angka 1,21 miliar jiwa ternyata lebih besar ketimbang gabungan penduduk Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, Pakistan, dan Bangladesh.

India diramalkan mengambil posisi China sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia dalam waktu 20 tahun, demikian dilansir BBC, Kamis (31/3).

Dalam sensus terbaru sekitar 2,5 juta petugas mendatangi rumah di seluruh India. Yaitu tersebar di sekitar 7.000 kota kecil dan 600.000 desa. Sensus setiap sepuluh tahun melahirkan tantangan besar bagi India. Setidaknya akibat luasnya wilayah dan keragaman budaya.

Petugas sensus harus menghadapi banyak warga buta huruf dan jutaan tunawisma. Mereka dihadapkan dengan pemberontak Maois dan pemberontak lain. Kubu itu bikin beberapa bagian wilayah India tidak aman.

Meski jumlah penduduk India mengalami kenaikan yang kurang lebih setara Pakistan, laju pertumbuhan tercatat paling lamban dalam masa hampir satu abad. Sensus menyebutkan jumlah warga buta huruf juga merosot.

Komisioner Sensus C. Chandramouli mengatakan rasio bocah perempuan terhadap bocah laki-laki kembali menurun. Kondisi itu merisaukan.

Menurut Chandramouli, temuan memperlihatkan kebijakan-kebijakan sosial yang dijalankan beberapa dekade terakhir. Termasuk upaya menekan kasus pembunuhan bayi perempuan tidak mendatangkan hasil. (go4/*****)

---Benda Jatuh Dari Langit Hebohkan Warga Binjai Republika

REPUBLIKA.CO.ID,Warga Kota Binjai Sumatera Utara, digemparkan dengan adanya benda berwarna putih dari langit yang jatuh di sekitar rumah warga di Kelurahan Jati Utomo.
"Ada bungkusan kardus warna putih, berisi rangkaian alat elektronik, yang dilengkapi dengan alat kaca plastik," kata Ramadhani, warga Kelurahan Jati Utomo Kota Binjai, ketika dihubungi di Binjai, Sabtu.
Ia menjelaskan, benda yang ditemukannya itu mempunyai antena dan rangkaian elektronik, sehingga warga lainnya mengira itu bom, karena ada juga rangkaian kabel-kabel di dalamnya, katanya.
Benda yang jatuh dari langit itu mengeluarkan suara seperti suara plastik yang ditiup angin, dan tampak bekas diikatkan dengan sebuah benda seperti balon yang sudah pecah.
Ramadhani juga menceritakan di luar kotak yang ditemukannya itu bertuliskan kalimat Radiosonders dua 76 dan terdapat beberapa kalimat negara seperti Jepang, Amerika, Filandia dan Korea.
Sementara itu karena menduga itu bom, maka wargapun kata Ramadhani, melaporkan benda asing itu ke aparat yang berwajib.
Polisi yang kemudian tiba di lokasi lalu mengamankan areal temuan dengan memasang garis polisi, selain itu juga tiba pula tim Gegana dari Brimob Polda Sumatera Utara, langsung memeriksa benda yang ditemukan Ramadhani tersebut.
Setelah diperiksa petugas lalu membawa benda tersebut ke Mapolda Sumatera Utara di Medan.
Secara terpisah Kepala Kepolisian Reasor Kota Binjai Ajun Komisaris Besar Polisi Rina Sari
Ginting menyatakan benda yang diduga bom adalah alat sensor cuaca dan telah beberapa kali ditemukan warga. Meski tidak berbahaya polisi meminta warga tetap waspada, dan melaporkan ke polisi jika menemukan benda yang mencurigakan dan tidak diketahui siapa pengirimnya.

---Kucing Hilang 15 Bulan Ditemukan Berkat Chip Mikro

INILAH.COM, Florida – Seekor kucing yang telah hilang lebih dari setahun akhirnya berkumpul lagi dengan pemiliknya setelah ‘berkelana’ ratusan kilometer dari Florida. Bagaimana bisa?
  • Kucing Hilang 15 Bulan Ditemukan Berkat Chip Mikro

Kucing lima tahun bernama Kingston itu menghilang di Key West pada 7 Desember 2009. Kini menurut Bay News 9, kucing itu ditemukan kembali di Bradenton, Florida.
Pemilik Kingston, Sharla Sharkey, menjemput kucing itu, Sabtu lalu. ”Menakjubkan sekali saya bisa bertemu dengannya lagi. Saya tak tahu bagaimana Kingston bisa sampai ke sini. Seseorang pasti telah membawanya,” ungkapnya.
Sharkey mengaku memasang chip mikro pada peliharaannya itu. “Chip mikro itu sangat penting. Chip itu ditanam di bawah permukaan kulit Kingston,” kata penemu kucing itu, Denise Deisler dari Manatee County Humane Society.
Sharkey mengaku, awalnya ia mengira Denise hanya bergurau. Sharkey memelihara Kingston sejak usia delapan pekan saat ia akan pergi ke Jamaica. [mor]

---Pengguna Asal RI Buka Facebook 2 Kali Sehari

Riset menyebutkan, 53,69 persen pengguna internet Indonesia buka Facebook 2 kali sehari.

VIVAnews - Selama ini, Indonesia merupakan negara pengguna Facebook terbesar kedua setelah negara asal jejaring sosial itu sendiri, Amerika Serikat. Menurut data situs CheckFacebook, Indonesia memiliki tak kurang dari 35.174.940 pengguna Facebook.
Namun, ternyata Indonesia tak cuma memiliki jumlah pengguna yang besar. Berdasarkan data yang dilansir Effective Measure, sebuah firma yang fokus pada pengukuran statistik web, pengguna Facebook Indonesia juga memiliki kecenderungan untuk membuka situs Facebooknya secara sering.
Setiap hari, sekitar 30,87 persen pengguna Facebook Indonesia mengecek Facebook mereka sekali. Sementara 15,44 persen lainnya mengaku tak menggunakan Facebook. Namun jumlah pengguna Indonesia yang mengecek Facebook mereka lebih dari sekali dalam sehari, sangat tinggi, yakni 53,69 persen.
Di antara mereka, 18,12 persen mengecek Facebook sebanyak 2-3 kali. Adapun yang mengecek Facebook 4-6 kali adalah sebanyak 6,71 persen. Tapi yang paling mengagetkan adalah mereka yang mengecek Facebook lebih dari itu.
"28,86 persen orang Indonesia mengecek Facebook lebih dari enam kali sehari. Wow!" ujar Russ Conrad, Regional Director Effective Measure untuk Asia Tenggara, pada materi presentasinya yang dipaparkan pada acara panel diskusi Effective Measure–PPPI, di Jakarta.
Lebih lanjut, Conrad menjelaskan profil pengguna internet Indonesia adalah spesialis di bidang mereka/maven (66,05 persen), tenaga penjual/ salesperson (52,84 persen), pengguna awal/ early adopter (51,87 persen), penghubung/ connector (41,72 persen), orang yang sadar kondisi kesehatan (37,26 persen), serta penggemar fesyen (32,89 persen).
Penelitian Effective Measure sendiri dilakukan dengan mengumpulkan data demografik meliputi usia, jenis kelamin, profesi, dan lain sebagainya, pada berbagai situs web di Indonesia.
Mereka juga menempatkan kode program di ratusan situs di Indonesia yang bisa melacak jumlah pengunjung unik, page views, frekuensi kunjungan, melalui platform mana serta waktu kunjung per sesi.
Dengan cara ini, Effective Measure menyediakan sistem yang diakui oleh kedua pihak, baik oleh pemilik situs, maupun para pengiklan yang biasa beriklan melalui media online. Ini merupakan cara alternatif, karena selama ini biasanya pemilik situs mengandalkan statistik dari situs pemeringkat Alexa.com dan Google Analytics.
"Dengan teknologi ini, kebutuhan akan data yang lebih komprehensif dan detail bisa disediakan. Media online adalah media komunikasi masa depan. Karenanya harus menerapkan  pengukuran data yang lebih akurat," ujar Robin Muliady, Business Development Manager Effective Measure Indonesia, kepada VIVAnews.com. (adi)

• VIVAnews

---16 Miliar Perangkat Bakal Terhubung Internet

Jika dirata-ratakan, satu orang memegang minimal satu perangkat berkemampuan Internet.

VIVAnews - Jumlah berbagai perangkat yang terhubung ke Internet diperkirakan menembus angka 16 miliar pada tahun 2020.
Menurut data lembaga konsultan Analysys Mason, meningkatnya jumlah perangkat yang terkoneksi ke Internet didorong oleh luasnya jaringan yang mendukung mobile Internet dan semakin banyaknya pilihan perangkat berbasis web.

Tak cuma ponsel atau tablet PC, tetapi bisa saja sistem listrik rumah yang terkoneksi Internet. Sehingga pengguna dapat memantau penggunaan energi melalui meteran berbasis Internet.

"Angka itu mungkin saja perkiraan konservatif," kata Jim Morrish, analis prinsipal di Analysys Mason dalam laporannya yang dikutip Telegraph, Senin 1 November 2010. "Dalam sepuluh tahun ke depan akan banyak teknologi-teknologi baru. Bisa saja angka realistisnya nanti menembus 44 miliar, atau minimum enam miliar."

"Jika dirata-ratakan secara global, antara 0,8 hingga 5,8 perangkat berkemampuan Internet per orang di tahun 2020," ucapnya. Ya, selain ponsel atau sistem listrik rumah berbasis Internet, seseorang bisa saja memiliki lebih dari satu ponsel, tablet, PC, GPS, dan lainnya.

Para ahli meyakini smartphone akan memegang kendali terbesar karena sangat berpengaruh pada pertumbuhan mobile Internet dan penyaringan informasi. "Konsekuensi yang paling terasa akibat derasnya perangkat berkemampuan Internet adalah lalu-lalang jumlah data yang sangat besar pada penyelenggara telekomunikasi," ujar Morrish.
• VIVAnews

---Wah Kaktus Berjalan Hidup 520 Juta Tahun Lalu

 
Dugaan para ilmuwan bahwa artropoda atau hewan berbuku-buku berevolusi dari lobopodia atau sejenis cacing mulai menemukan titik terang. Penemuan fosil yang diberi nama "kaktus berjalan" diharapkan menjadi jawabannya.

Sebuah fosil makhluk serupa cacing berkaki 10 yang hidup 520 juta tahun lalu diduga sebagai mata rantai penghubung dalam sejarah evolusi serangga, laba-laba, dan krustasea. Makhluk yang disebut kaktus berjalan itu termasuk kelompok hewan serupa cacing disebut lobopodia, yang diduga sebagai asal-usul artropoda.

"Penemuan kaktus berjalan sangat penting karena sebelumnya kami belum menemukan fosil yang dapat dijadikan acuan dugaan kami," kata Jianni Liu, pemimpin tim peneliti yang melakukan studi terhadap fosil tersebut.

Sebelum penemuan kaktus berjalan, Diania cactiformis, semua anggota lobopodia memiliki tubuh dan tungkai yang lunak. Sementara hewan artropoda memiliki tubuh yang bersegmen (berbuku-buku) serta tungkai yang menyatu dan terlindungi cangkang keras.

Petunjuk evolusi artropoda hingga saat ini terdapat pada cacing beludru yang disebut-sebut sebagai satu-satunya keluarga terdekat bagi seluruh artropoda. Setelah sebelumnya sempat diduga sebagai siput, hewan yang hidup di tanah ini hampir seluruh bagian tubuhnya lunak, kecuali cakar dan rahangnya.

Menurut Graham Budd, profesor paleobiologi di Uppsala University, Swedia, yang tidak terlibat dalam studi, penemuan kaktus berjalan akan mengisi sejarah evolusi di antara cacing beludru dan artropoda modern, yang dalam hal jumlah dan keragamannya merupakan kelompok hewan terbesar di bumi.

Namun, ia belum yakin kaki keras pada kaktus berjalan diwariskan langsung pada hewan artropoda modern. "Sebagai contoh, bisa saja kaktus berjalan bukan relasi dekat artropoda modern dan kaki kerasnya telah berevolusi berkali-kali. Selain itu, mungkin juga tubuh artropoda primitif mengeras sebelum kakinya," kata Budd.

Oleh karena itu, Budd mengatakan masih ingin melihat bukti lebih lanjut pada materi-materi fosil yang akan datang. Fosil-fosil baru, terutama yang berasal dari China, telah membantu memperjelas sejarah evolusi artropoda. Selama lebih kurang satu dekade ini, para ilmuwan telah memiliki beberapa konsensus tentang sejarah itu. VIVANEWS.COM

---penemuam mumi