hidup adalah perjuangan
SELAMAT MEMBACA TULISN SEJARAH,SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA
HALAMAN
Kamis, 24 Maret 2011
Mengungkap Misteri Sejarah Gajah Pendem
Awal Agustus yang lalu, empat orang spiritualis dari Gunung Kidul, Yogyakarta, Solo, Jawa Tengah, Jakarta serta Bantul, melakukan ritual pendeteksian posisi harta karun di patung Gajah Pendem. Patung tua ini terletak di Dusun Senden, Desa Cepoko Sawit, Kecamatan Sawit, Boyolaki, Jawa Tengah. Keempat spiritualis yang dipimpin oleh Lia Hermin Puteri dari Sanggar Songgo Buwono, Yogyakarta ini, ingin membuktikan rumor yang beredar selama ini di desa Cepoko Sawit.
Rumor yang beredar tersebut menyebutkan bahwa di bawah patung Gajah Pendem atau sekitarnya, terdapat harta karun berupa lantakan emas murni. Tak hanya itu, di tempat ini juga disebut-sebut ada emas murni dalam bentuk miniature perahu yang beratnya tak kurang dari 50 Kg.
Karena rumor yang beredar cukup santer, empat spiritualis itu melakukan pendeteksian secara langsung. Tak pelak lagi, kegiatan para orang pintar ini, sempat pula mendapat perhatian dan menjadi tontonan masyarakat setempat. Lalu bagaimana hasil pendeteksian mereka?
Menurut penuturan Lia Hermin, ternyata rumor yang beredar di Desa Cepoko Sawit selama ini, tidak hanya isapan jempol belaka. Tapi memang benar-benar ada buktinya. Sebagaimana penuturan perempuan yang biasa disapa dengan panggilan Bunda Bunda Lia ini, dari hasil penerawangan dirinya dan tiga orang spiritualis lainnya terdeteksi posisi harta karun tersebut memang berada di sekitar Gajah Pendem. Bahkan posisi miniatur kapal yang terbuat dari emas murni, persis berada dibawah Gajah Pendem. Sedangkan koin emas murni yang jumlahnya sekitar 1000 keping, berhamburan di sekitarnya.
Namun menurutnya lagi, harta karun yang nilainya tak terhingga ini, belum bisa dilakukan pengangkatan dalam waktu dekat. Selain berada di bawah kedalaman tanah, prosesi mengangkat harta karun seperti itu, memerlukan ritual khusus dengan perlengkapan ritual yang spesifik pula. Lebih-lebih, harta karun tersebut ada penjaga gaibnya.
“Mengangkat harta karun, tak semudah membalikkan telapak tangan. Harta karun di sini, tak bisa diangkat dengan peralatan nyata. Karena dijaga oleh gaib. Kalau digali dengan teknologi peralatan, ya nggak kelihatan,” tutur Bunda Lia kepada .
Apa yang dikatakan oleh Bunda Lia, dibenarkan pula salah seorang penduduk setempat yakni Suwarno, 54 tahun. Menurut pria yang juga anggota Legiun Veteran ini, beberapa waktu yang lalu, pernah Gajah Pendem ini berusaha diangkat ke permukaan dengan peralatan canggih. Maksudnya, ingin mengetahui harta karun jenis apa yang terpendem di bawahnya seperti yang selama ini digembar-gemborkan oleh masyarakat. Namun, jangankan terangkat atau bisa menggeser posisi patung gajah tersebut, belum sempat Gajah Pendem ini bergerak, rantai sebesar ibu jari orang dewasa yang digunakan sebagai alat untuk mengikat, langsung putus.
“Padahal saat pengangkatan berlangsung, rantai yang mengikatnya sebanyak tiga buah,” tandas Suwarno.
Selain itu, sudah puluhan paranormal yang datang dari berbagai daerah untuk mengangkat harta karun yang ada di bawah serta di sekitar Gajah Pendem. Namun hiingga detik ini, tak seorangpun yang berhasil.
“Saya percaya, kalau disini ada harta karunnya entah berupa apa. Dan ini sudah menjadi isyu masyarakat sejak dulu. Dan saya juga percaya, jika harta karun itu ada penunggu gaibnya. Buktinya, kendaraan berat dengan tiga rantai besar yang berusaha menggeser patung gajah ini dari posisinya, langsung putus,” terang Suwarno dengan nada serius.
Lalu, bagaimana legenda Gajah Pendem yang kini telah berujud patung dan berada di bawah kedalaman tanah sekitar dua meter ini?
Menurut penuturan Suwarno, memang ada sebuag legenda yang melatarbelakangi mengapa patung gajah itu disebut Gajah Pendem. Ketika di wilayah Boyolali, masih berdiri kerajaan Pengging Purwa dengan rajanya yang bernama Damarmaya. Raja ini mempunyai seorang putera mahkota yang cukup tampan. Selain tampan, putera mahkota ini juga mempunyai kesaktian yang luar biasa.
Karena ketampanannya inilah, banyak putri dari kerajaan tetangga maupun kadipaten, yang berusaha merebut hati sang pangeran. Sayangnya, tak seorangpun puteri yang berhasil melunakkan hatinya.
Ketampanan putera mahkota Pengging Purwa, beritanya kian menyebar kemana-mana. Tak hanya kerajaan yang ada di Nusantara saat itu yang mendengar akan ketampanannya. Bahkan tak sedikit puteri dari negeri seberang di luar wilayah Nusantara yang datang melamar putera mahkota kerajaan Pengging Purwa. Salah satunya yakni, puteri dari negeri Campa. Tak jelas siapa nama puteri dari negeri Campa yang datang melamar putera mahkota Pengging Purwa saat itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar