Mungkin selama ini banyak orang yang percaya bahwa mengonsumsi susu dan keju akan berpengaruh besar pada usia seseorang, artinya susu dan produk susu ini dapat memperpanjang usia. Benarkah demikian?
Jika melihat hasil penelitian terhadap 120.000 orang dewasa di Belanda yang berusia lanjut, tim peneliti menemukan fakta bahwa asupan susu dan keju ternyata tidak berpengaruh besar terhadap usia seseorang.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan susu setiap hari oleh kaum pria dan risiko kematian selama masa studi. Sementara untuk wanita, asupan tinggi lemak susu - yang berasal dari mentega dan lemak susu lainnya - dikaitkan dengan peningkatan kecil dalam hal kematian, terutama yang disebabkan oleh penyakit jantung.
Sebaliknya, mengonsumsi produk susu yang mengandung asam lemak tinggi, termasuk yogurt dan krim asam, terkait dengan penurunan kecil terhadap risiko kematian di antara pria dan wanita.
Tak satu pun dari beberapa keterkaitan itu yang membuktikan bahwa produk susu berperan dalam peningkatan atau penurunan risiko kematian. Dan kalaupun ada, efeknya kecil, kata peneliti.
Jadi, temuan ini memberikan sedikit alasan bagi seseorang untuk meningkatkan atau menurunkan asupan susu mereka, kata ketua tim peneliti, Dr. R. Alexandra Goldbohm, dari TNO Quality of Life di Leiden, Belanda.
Peran produk susu, kalaupun ada, terhadap risiko penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya sejauh ini masih belum jelas, tandas tim peneliti.
Di satu sisi, susu berkadar lemak tinggi merupakan sumber lemak jenuh, yang bisa meningkatkan kolesterol dan berkontribusi pada penyakit jantung. Dan beberapa studi, walaupun tidak semua, telah menghubungkan asupan tinggi susu berkadar lemak tinggi dengan peningkatan risiko kanker tertentu, seperti kanker prostat.
Di sisi lain, beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa kalsium, protein dan lemak tak jenuh dalam susu mungkin memiliki manfaat kesehatan mulai dari mengendalikan tekanan darah dan berat badan.
Tapi setidaknya ketika berhubungan dengan umur panjang, temuan terbaru ini menunjukkan bahwa produk susu tidak sangat merugikan atau sangat bermanfaat, tulis tim Goldbohm dalam American Journal of Clinical Nutrition.(go4/*)
Jika melihat hasil penelitian terhadap 120.000 orang dewasa di Belanda yang berusia lanjut, tim peneliti menemukan fakta bahwa asupan susu dan keju ternyata tidak berpengaruh besar terhadap usia seseorang.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan susu setiap hari oleh kaum pria dan risiko kematian selama masa studi. Sementara untuk wanita, asupan tinggi lemak susu - yang berasal dari mentega dan lemak susu lainnya - dikaitkan dengan peningkatan kecil dalam hal kematian, terutama yang disebabkan oleh penyakit jantung.
Sebaliknya, mengonsumsi produk susu yang mengandung asam lemak tinggi, termasuk yogurt dan krim asam, terkait dengan penurunan kecil terhadap risiko kematian di antara pria dan wanita.
Tak satu pun dari beberapa keterkaitan itu yang membuktikan bahwa produk susu berperan dalam peningkatan atau penurunan risiko kematian. Dan kalaupun ada, efeknya kecil, kata peneliti.
Jadi, temuan ini memberikan sedikit alasan bagi seseorang untuk meningkatkan atau menurunkan asupan susu mereka, kata ketua tim peneliti, Dr. R. Alexandra Goldbohm, dari TNO Quality of Life di Leiden, Belanda.
Peran produk susu, kalaupun ada, terhadap risiko penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya sejauh ini masih belum jelas, tandas tim peneliti.
Di satu sisi, susu berkadar lemak tinggi merupakan sumber lemak jenuh, yang bisa meningkatkan kolesterol dan berkontribusi pada penyakit jantung. Dan beberapa studi, walaupun tidak semua, telah menghubungkan asupan tinggi susu berkadar lemak tinggi dengan peningkatan risiko kanker tertentu, seperti kanker prostat.
Di sisi lain, beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa kalsium, protein dan lemak tak jenuh dalam susu mungkin memiliki manfaat kesehatan mulai dari mengendalikan tekanan darah dan berat badan.
Tapi setidaknya ketika berhubungan dengan umur panjang, temuan terbaru ini menunjukkan bahwa produk susu tidak sangat merugikan atau sangat bermanfaat, tulis tim Goldbohm dalam American Journal of Clinical Nutrition.(go4/*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar